Baja Ringan dan Baja Konvensional, Apa Perbedaannya?

Ketika sedang mencari baja ringan kanal u untuk proyek konstruksi di distributor baja ringan, apakah Anda pernah terpikir untuk mencari tahu apa bedanya dengan baja konvensional?

Karena perbedaan di antara baja ringan dan baja konvensional rupanya tidak hanya terletak pada nama ataupun bobotnya. Agar lebih paham, Anda bisa simak dulu penjelasannya di bawah ini, ya!

Perbedaan 1: Proses Pembuatan

Perbedaan pertama di antara keduanya bisa Anda lihat dari proses pembuatan. Baja konvensional dibuat saat masih berwujud cairan pada suhu yang sangat tinggi. Setelahnya, cairan dituangkan ke dalam cetakan dengan menggunakan teknik khusus.

Sedangkan baja ringan sendiri adalah komponen struktur baja yang terbuat dari pelat atau lembaran baja. Pembentukannya dilakukan ketika dalam kondisi dingin dan proses cetaknya menggunakan mesin agar ukurannya presisi.

Perbedaan 2: Komposisi Karbon

Perbedaan selanjutnya antara baja konvensional dan baja ringan kanal u adalah komposisi karbonnya. Untuk baja konvensional sendiri, komposisi kabonnya berkisar antara 030 hingga 1,70 persen dari berat total.

Sementara itu, komposisi karbon baja ringan berada di bawah 0,3 persen. Maka dari itu, baja ringan yang tersedia di berbagai distributor baja ringan sering disebut sebagai baja karbon rendah.

Perbedaan 3: Kekuatan dan Daktilitas

Poin ini sangat berkaitan dengan komposisi karbon. Pasalnya, persentase komposisi karbon sangat berkaitan dengan daktilitas dan kekuatan tarik baja. 

Makin tinggi persentase komposisi karbon, makin keras dan tinggi kekuatan tariknya, sehingga material jadi lebih getas dan kurang ulet. Maka dari itu, baja konvensional memang lebih kuat jika Anda bandingkan dengan baja ringan.

Hanya saja, lain ceritanya jika Anda melihat dari segi daktilitas. Karena punya komposisi karbon lebih rendah, baja ringan punya daktilitas lebih tinggi sehingga lebih elastis jika Anda bandingkan dengan baja konvensional.

Perbedaan 4: Ketahanan dari Karat

Sudah tak lagi jadi rahasia bahwa baja ringan memiliki ketahanan dari karat yang sangat baik. Bahkan Anda barangkali juga sudah tahu bahwa baja ringan lebih unggul dari aspek ini dibandingkan baja konvensional. 

Pasalnya, baja ringan dibuat dengan lapisan yang melindunginya dari karat, seperti alumunium, silikon, dan zinc. Alumunium dan zinium adalah jenis material yang paling sering dimanfaatkan sebagai pelapis baja ringan.

Setelah mengetahui apa perbedaan di antara kedua jenis baja tersebut, tentu Anda juga jadi lebih paham dan mengenal baja ringan maupun baja konvensional. Dengan begitu, Anda pun akan jadi lebih bisa menentukan mana jenis yang paling cocok untuk kebutuhan proyek konstruksi Anda sendiri.

Ketika memilih baja ringan, selalu pastikan bahwa Anda hanya memilih produk dari distributor baja ringan kanal u yang memang sudah terbukti kualitasnya. Dengan begitu, Anda akan bisa merasakan manfaat serta keunggulan baja ringan secara optimal.

4 Tips Memilih Rangka Baja Terbaik

Dalam penggunaan rangka baja ringan maka perlu memilih rangka baja terbaik. Jika masih bingung untuk mengetahui rangka baja yang terbaik, maka berikut ini adalah tips saat hendak membelinya.

Pilih yang Warnanya Abu-abu Tua

Warna silver gelap tersebut menjadi salah satu indikator rangka baja telah diberi pelapis coating anti karat. Hindari baja yang warnanya putih terang. Pada umumnya digunakan pelapis dari Zinc yaitu Galvanis serta lapisan Alumunium Zinc yaitu Galvalum. Standar pelapis galvalum ialah tidak boleh kurang dari 150 gram per m2, sedangkan untuk pelapis galvanis tidak boleh kurang dari 180 gram per m2.

Pada bagian batang terdapat ekstra pengaku

Dalam hal ini berupa rusuk-rusuk yang terdapat pada sepanjang batang. Sehingga permukaan material baja tidak mulus, melainkan terdapat beberapa tonjolan yang searah dengan sumbu vertikal Y ataupun sumbu horizontal X profil. Perhatikan juga jarak kuda-kuda baja ringan. Jarak standar kuda-kuda ialah di kisaran 120 cm. Makin rapat maka semakin baik. Jadi pastikan jaraknya sebaiknya tak lebih dari 120 cm.

Perhatikan juga jarak kaki-kaki yang menopang kuda-kuda rangka baja ringan tersebut. Jarak maksimal kaki-kaki ideal atau WEB maksimalnya 150 cm. Jarak WEB tersebut akan berpengaruh pada kekuatan kuda-kuda bajanya.

Bergaransi

Pastikan ada cap merknya, dan bergaransi.

Memiliki sertifikasi produk

Pastikan rangka baja yang akan dibeli telah bersertifikat. Baik itu dokumen sertifikat dari produsen, atau dari lembaga-lembaga yang terkait. Antara lain seperti dari BSN (Badan Standardisasi Nasional), atau HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia) atau SNI (Sertifikat Nasional Indonesia). Hal ini guna menunjukkan kualitas rangka baja yang hendak dibeli. SNI memberikan jaminan rangka baja telah memenuhi syarat standar. Setidaknya baja yang telah mendapat status SNI itu memiliki coating minimal AZ 100 dengan ketebalan 0,65 mm. Sesuai standar SNI serta tabel berat internasional maka BMT baja untuk kanal C minimal 0,7mm, dan untuk Reng minimal 0,4mm, serta untuk atap longspan 0,25 mm, dan untuk atap metal tile 0,25 mm.

Perhatikan beberapa hal tersebut di atas saat hendak membeli rangka baja ringan terbaik.

Kelebihan dan Kekurangan Genteng Tahan Gempa Aspal

Apa itu genteng aspal dan mengapa genteng metal minimalis ini disebut sebagai genteng tahan gempa? Walaupun bisa dikatakan belum terlalu familier di Indonesia, genting aspal sendiri sudah hadir cukup lama. Genting ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat tahun 1904. Genting aspal dibuat dari campuran bahan selulosa atau serat kayu dan aspal. Campuran tersebut menghasilkan genteng yang tidak hanya lentur, tetapi juga kuat. Genting ini juga dilapisi resin bertekstur pada bagian atasnya sehingga tidak licin ketika diinjak. Mari kita gali lebih dalam mengenai kelebihan dan kekurangan genting aspal ini.

Kelebihan Genting Aspal

Sebagaimana disebutkan di awal, genting aspal itu kuat dan lentur berkat campuran bahan uniknya. Tak hanya itu, jenis genting ini juga tahan air dan tahan api. Genting ini juga mampu bertahan dari terpaan angin kencang. Kuatnya genting ini membuatnya mampu bertahan cukup lama hingga 30 tahun tergantung merek yang digunakan. Artinya, Anda bisa menghemat pengeluaran untuk perbaikan atap dalam waktu lama.

Bobot genting aspal yang ringan menjadikannya genteng metal minimalis tahan gempa mengingat beratnya hanya sekitar seperenam dari bobot genting beton atau keramik. Rangka atap Anda akan menyokong bobot yang lebih ringan jika Anda memilih menggunakan genting aspal ini.

Genting aspal juga ditawarkan dengan berbagai variasi warna menarik yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan eksterior rumah. Anda bisa menyesuaikan dengan warna dinding rumah pastinya. Desain gentingnya sendiri cukup simpel dan minimalis sehingga Anda bisa memasangnya untuk rumah dengan beragam desain, termasuk rumah berdesain minimalis tentunya. Apapun model atap rumah Anda, pemasangan genting ini bisa selalu menyesuaikan. Genting ini bahkan bisa dipasang pada atap dengan kemiringan yang cukup curam.

Beberapa bahan genting lain memang sesuai untuk rumah tahan gempa, tetapi Anda mungkin tidak tahan dengan suara yang dihasilkan genting tersebut saat terkena air hujan. Anda tak perlu khawatir karena genting aspal mampu meredam suara dari luar. Yang lebih penting lagi, genting ini bisa dipasang dengan mudah.

Kekurangan Genting Aspal

Apakah Anda tertarik untuk memasang genting aspal untuk rumah tahan gempa Anda? Jika ya, Anda harus bersiap-siap merogoh kocek yang cukup dalam karena harga genting aspal ini terbilang cukup mahal dibandingkan jenis genting lain. Walaupun pemasangannya terbilang cukup mudah, Anda tetap membutuhkan bantuan profesional untuk memasang genteng metal minimalis ini di atap rumah Anda.

Tak semua tukang bangunan bisa memasang atau memperbaiki atap dengan genting aspal. Keahlian dan pengalaman dalam memasang genting aspal sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Untuk memasang genting aspal, Anda juga membutuhkan bahan pendukung lain, yaitu multipleks sebagai landasan untuk memasang genteng aspal ini. Jadi, apakah genting aspal adalah pilihan genteng tahan gempa terbaik untuk rumah Anda?